Kamis, 03 Maret 2016

Simulasi Keamanan Jaringan Wi-FiMenggunakan Cisco Packet Tracer



Simulasi Keamanan Jaringan Wi-FiMenggunakan Cisco Packet Tracer
Dwi Maulida Puspita Sari1,Ahmad Anwar2, Liestiyanti Dwi Pratiwi3,Hafiidhin Abdurrasyiid4
1,2,3Praktikan dan 4 Asisten PembimbingJurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UniversitasDiponegoro
Jln. Prof. Sudarto
, Tembalang 50275 Indonesia



AbstrakSaat ini perkembangan Wi-Fisangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Wireless Fidelity (Wi-Fi) merupakan suatu area dimana koneksi internet dapat berlangsung tanpa kabel. Wi-Fiadalah merek dagang wireless LAN yang diperkenalkan dan distandarisasi oleh Wi-FiAlliance.
Namun dibalik kelebihannya yang dapat terhubung dengan internet tanpa kabel, Wi-Fi memiliki kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus-kampus, perkantoran yang sudah mulai memanfaatkan Wi-Fi pada jaringan masing-masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Tidak terkecuali rumah kos-kosan atau kontrakan mahasiswa yang sekarang ini sudah mulai memanfaatkan Wi-Fi untuk keperluan tugas-tugas kuliah maupun untuk keperluan lainnya. Hal ini membuat para pengguna ilegal (hacker) tertarik untuk mencuri komunikasi data pada jaringan wireless yang tersedia di rumah kos-kosan atau kontrakan mahasiswa.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem keamanan komunikasi data pada jaringan Wireless agar para pengguna ilegal tidak mencuri komunikasi data secara ilegal.Agar pengaksesan internet dan mencari informasi lebih lancar.

Kata Kunci-Simulasi Jaringan, Keamanan Wi-Fi, Cisco Packet Tracer
                                                                                                                                                           I.     PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Kemajuan teknologi saat ini semakin berkembang. Perkembangan teknologi tersebut dapat memudahkan pekerjaan yang dilakukan manusia contohya dalam masalah perhitungan matematis. Dari masa ke masa pekerjaan manusia dalam hal perhitungan matematis semakin mudah dengan ditemukannya kalkulator dan komputer.
Dengan demikian penggunaan akses internet akan lebih banyak dimanfaatkan. Dan semakin banyak akses internet digunakan, maka pasti akan ada pengamanan akses. Untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. Seperti penggunaan Wi-Fi tidak ijin dengan server, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, laporan ini akan memberikan informasi mengenai pengamanan Wi-Fi dengan menggunakan penggatian SSID dan WPA secara berkala serta Mac Address.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah:
1.   Untuk memenuhi tugas akhir praktikum “Dasar Komputer dan Pemrograman” tahun 2015 sebagai salah satu syarat untuk dapat lulus dari praktikum “Dasar Komputer dan Pemrograman” tahun 2015.
2.   Untuk memberikan solusi dalam keamanan jaringan Wi-Fi di tempat kos, rumah, maupun perusahaan

1.3 Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
1.    Pembuatan Jaringan Wifi dengan 3 router, 1 router-WiFi dan 21 Laptop
2.    Pengaman jaringan Wi-Fi dengan menggunakan SSID, WPA2/Personal, dan MAC Address

1.2    Fungsi Sofware Cisco Packet Tracer

1.     Cisco Packet Tracermemberikan kemudahan bagi kita untuk belajarbagaimana merancang, membangun dan mengkonfigurasi sebuah jaringan.
2.     Kita juga bisa mengetahui permasalahan apa saja yang sering kali terjadi dalam sebuah jaringan hingga kita bisa menganalisa dan memperbaiki nya tanpa harus membeli perangkat yang super mahal bagi kalangan mahasiswa yang masih dalam tahap belajar.
3.     Cisco Packet Tracer ini digunakan sebagai media pembelajaran bagi para pemula untukmerancang, mengkonfigurasi, dan memecahkan masalah mengenai jaringan komputer.
4.     Cisco Packet Tracerdigunakan sebagai simulator untuk alat alat jaringan Cisco.








                                                                                                                                                                    II.   DASAR TEORI

2.1    Cisco Packet Tracer

Cisco Packet Tracer adalah program e-learning buatan Cisco yang akan mensimulasi jaringan komputer yang sebelumnya telah di design dan dikonfigurasi oleh pengguna. Simulasi workstation, server, router dan perangkat jaringan lainnya dibuat sangat mirip dengan aslinya. Sehingga kita bisa belajar jaringan komputer melalui simulasi program ini saja, tidak perlu biaya mahal untuk membeli komputer yang banyak untuk melakukan rekayasa yang kita inginkan. Tentu ini sangat menghemat biaya. Selain itu, dengan Cisco Packet Tracer, kita dapat mempelajari seluk beluk jaringan yang standar, tapi sangat mendalam. Bahkan isi PDU pada sebuah paket pada interval waktu tertentu bisa kita lihat dan pelajari, hal yang susah untuk dilakukan dengan menggunakan perangkat jaringan asli sekalipun.

2.2           Pengertian Jaringan Wireless

Kita telah mengetahui dan mengenal tentang Local Area Network (LAN), dimana ia merupakan jaringan yang terbentuk dari gabungan beberapa komputer yang tersambung melalui saluran fisik (kabel). Seiring dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan untuk akses jaringan yang mobile (bergerak) yang tidak membutuhkan kabel sebagai media tranmisinya, maka muncullah Wireless Local Area Network (Wireless LAN/WLAN).
Jaringan lokal tanpa kabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal tanpa kabel dimana media transmisinya menggunakan frekuensi radio (RF) dan infrared (IR), untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area disekitarnya. Area jangkauannya dapat berjarak dari ruangan kelas ke seluruh kampus atau dari kantor ke kantor yang lain dan berlainan gedung maupun rumah kos-kosan atau kontrakan. Peranti yang umumnya digunakan untuk jaringan WLAN termasuk di dalamnya adalah PC, Laptop, PDA, telepon seluler, dan lain sebagainya. Teknologi WLAN ini memiliki kegunaan yang sangat banyak. Contohnya, pengguna mobile bisa menggunakan telepon seluler mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para pelancong dengan laptopnya bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di bandara, kafe, kereta api dan tempat publik lainnya.












2.3    Perangkat Jaringan Komputer

1.     Router

Router berfungsi untuk menghubungkan perangkat-perangkat jaringan yang berbeda network/jaringannya. Misalkan untuk menghubungkan antar LAN dan antar router itu sendiri.
Gbr 1 Router.

2.     Wireless Device

Wireless Device berfungsi untuk memberikan layanan akses data tanpa menggunakan kabel sebagai penghubung antara access point dengan End Device


Gbr 2 Wireless Device

3.     End Device

Merupakan Perangkat-Perangkat yang akan menjadi source maupun destination paket data.

Gbr 3 End Device.

4.     Connector

Connector berfungsi untuk menghubungkan perangkat-perangkat jaringan agar dapat berkomunikasi.

Gbr 4 Connector.
Pada Gambar diatas terdapat jenis-jenis Connector pada cisco Packet Tracer namun pada praktikum kali ini kita hanya menggunakan beberapa connector saja semisal Copper Straight-Through dan Copper Cross-Over berikut penjelasannya
a.       Kabel straight digunakan untuk menghubungkan perangkat-perangkat berikut:
·  PC – Hub
·  PC – Switch
·  Router – Hub
·  Router – Switch

b.       Kabel cross digunakan untuk menghubungkan perangkat- perangkat berikut:
·    PC – PC
·    Switch – Hub
·    Switch – Switch
·    Router – PC
·    Router – Router

2.4    Sistem Keamanan Jaringan Wi-Fi
Keamanan Jaringan Wi-Fi dapat dilakukan dengan mengganti secara berkala SSID dan WPA serta menggunakan MAC Filtering.
Dalam keamanan jaringan wireless, SSID merupakan nama dari jaringan Wi-Fi (misalnya pada Access Point atau AP). SSID sendiri kepanjangan dari Service Set ID; seperti penggunaname dan password, nama jaringan Wi-Fi (yang diistilahkan dengan SSID) juga harus dirubah. Hal ini perlu dilakukan mengingat setiap produk yang sama mempunyai SSID yang sama pula.
WPA kepanjangan dari Wi-Fi Protected Access (WPA atau versi terbarunya WPA2) yang merupakan program certifikasi yang dibuat oleh Wi-Fi Alliance yang menunjukkan adanya suatu compliant (tunduk terhadap suatu aturan atau standard yang digariskan) dengan protocol keamanan yang diciptakan oleh Wi-Fi Alliance untuk keamanan jaringan wireless komputer. Protocol ini diciptakan menjawab adanya banyak diketemukannya (oleh para peneliti) kelemahan system standard keamanan wireless pendahulunya yaitu WEP (Wired Equivalent Privacy).
Wired Equivalent Privacy (WEP) dalam keamanan jaringan wireless adalah suatu algoritme tertentu yang diciptakan untuk keamanan jaringan wireless IEEE 802.11. jaringan wireless melakukan broadcast messages menggunakan sinyal radio, makanya sangat rentan terhadap segala usaha “pengupingan” dibanding jaringan LAN kabel. Ketika diperkenalkan di tahun 1977, WEP dimaksudkan untuk memberikan kerahasiaan yang setara dengan jaringan kabel tradisional.
Tanda Sertifikasi WPA2 pada keamanan jaringan wireless kemudian menunjukkan suatu compliant dengan suatu protocol advance yang meng-implementasikan standard penuh. Protocol tingkat advance ini tidak akan berjalan atau tidak mendukung pada piranti adapter wireless versi sebelumnya (kuno). Produk yang lulus uji testing oleh Wi-Fi Alliance untuk suatu compliant dengan protocol ini berhak memberikan label WPA pada produknya.
WPA2 menggantikan WPA, seperti WPA, WPA2 memerlukan testing dan certifikasi oleh Wi-Fi Alliance. WPA2 meng-implementasikan elemen-2 mandatory dari 802.11i. Khususnya ia memperkenalkan suatu algoritma baru berdasarkan AES, CCMP, yang dianggap sangat aman. Certifikasi dimulai sejak tahun 2004 September dan sejak tanggal 13 Maret 2006, certifikasi WPA2 adalah suatu keharusan untuk semua piranti wireless yang baru jika ingin mendapatkan label Wi-Fi.
IEEE 802.11i-2004 atau 802.11i dalam keamanan jaringan wireless adalah suatu amandemen pada standard IEEE 802.11 yang men-spesifikasikan mekanisme keamanan jaringan wireless. Ia menggantikan klausa pendek “Authentication and privacy”dari standard asli dari klausa rinci “security”, dalam proses depresiasi kebocoran WEP. Amandemen ini kemudian dilegalkan kedalam standard yang dipublikasikan yaitu standard IEEE 802.11-2007.
Mac Address Filtering. adalah kombinasi nomor unik pada piranti adapter seperti NIC dan WLAN (Wireless LAN). Jadi, setiap adapter mempunyai nomor yang pasti berbeda dengan adapater lainnya. Sedangkan Mac Address Filtering digunakan untuk membatasi pengguna dengan memanfaatkan keunikan nomor adapter MAC (Media Access Control ) Address.





  


III. PERANCANGAN SISTEM
3.1    Penyusunan Jaringan
Dengan menggunakan software Cisco Packet Tracer diperlukan 21 Laptop-PT, 3 Router-PT, dan 1 Router-Wi-Fi. Maka disusun jaringan seperti berikut :
Gbr 5 Topologi Jaringan Wi-Fi.

3.2 Pengaturan IP Router dan Static Routing

Dalam Konfigurasi IP router, peneliti menggunakan konfigurasi berbasis CLI peneliti menggunakan kode dalam pemberian perintah untuk melakukan pengaturan terhadap router.

Gbr 6 Tampilan Jendela CLI.

Seperti gambar di atas konfigurasi dilakukan pada jaringan antar router dengan terlebih dahulu memberikan IP Address pada masing-masing gateway untuk memberikan akses antar router agar terhubung satu sama lain. Lalu dilakukan proses pengenalan terhadap jaringan yang tidak langsung berhubungan dengan melakukan Static Routing dengan menghubungkan jaringan yang tak terhubung dengan router melalui gateway router yang terhubung jaringan tersebut. Static Routing yang berguna untuk mengantisipasi ketika salah satu router mati atau salah satu jalur jaringan data dengan ISP terputussehingga akses jaringan masih dapat dilakukan melalui jalur yang lain.
Hubungkan router dengan connector Serial DCE. Lalu lakukan pengaturan router dengan CLI.
1.Router 2 (setting  2 serial)
Router>en// enable
Router #conf t//configure terminal
Router (config)#int s2/0//setting interface dari router ke router
Router (config-if)#ip add 172.16.1.2 255.255.0.0//setting IP dan subnet mask
Router (config-if)#no shut//mengaktifkan port status
Router (config-if)#ex//exit
Router (config)#
Router (config)#int s3/0//setting interface serial di Router
Router (config-if)#ip add 10.10.10.2 255.0.0.0
Router (config-if)#no shut//mengaktifkan port status
Router (config-if)#ex//exit

2. Router-ISP (setting 2 serial)
Router >en// enable
Router #conf t      //configure terminal
Router (config)#ints2/0//setting interface dari router kerouter
Router (config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0//setting IP dan subnet mask
Router (config-if)#no shut//mengaktifkan port status
Router (config-if)#ex//exit
Router (config)#
Router (config)#int s3/0//setting interface dari router kerouter
Router (config-if)#ip add 10.10.10.1 255.0.0.0
Router (config-if)#no shut//mengaktifkan port status
Router (config-if)#ex//exit

3. Router 1(setting 2 serial, 1 FastEthernet 0/0)
Router >en// enable
Router #conf t//configure terminal
Router (config)#ints2/0//setting interface dari router kerouter
Router (config-if)#ip add 172.16.1.1 255.255.0.0 //setting IP dan subnet mask
Router (config-if)#no shut//mengaktifkan port status
Router (config-if)#ex//exit
Router (config)#
Router (config)#int s3/0//setting interface dari router kerouter
Router (config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0//setting IP dan subnet mask
Router (config-if)#no shut//mengaktifkan port status
Router (config-if)#ex//exit
Router (config)#
Router (config)#intfa 0/0//setting interface dari router keRouter-Wi-Fi
Router (config-if)#ip add 192.168.3.2255.255.255.0//setting IP dan subnet mask
Router (config-if)#no shut//mengaktifkan port status
Router (config-if)#ex//exit

Lalu lakukan Static Routing pada setiap router dengan jaringan yang tidak terhubung secara langsung.
1.     Router 2:
Router (config)#ip route 1
92.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1
Router (config)#ip route 1
92.168.1.0 255.255.255.0 172.16.1.1
Router (config)#ip route 192.168.0.0 255.255.255.0 172.16.1.1
Router (config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 10.10.10.1

2.     Router 1:
Router (config)#ip route 172.16.
0.0 255.255.0.0 10.10.10.2
Router (config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 192.168.1.1
Router (config)#ip route 192.168.0.0 255.255.255.0 192.168.1.1
Router (config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 10.10.10.2

3.     Router-ISP:
Router (config)#ip route 1
0.0.0.0 255.0.0.0 172.16.1.2
Router (config)#ip route 1
0.0.0.0 255.0.0.0 192.168.1.2

3.3 Tampilan Konfigurasi terhadap Router-Wi-Fi
Gbr 7 Tampilan Jendela GUI pada Internet Setup.

Melakukan pengaturan terhadap jaringan internet yaitu antara Router-Wi-Fi dengan Router 1. Dengan menggunakan IP Static yaitu 192.168.3.1 dengan Subnet Mask 255.255.255.0 untuk Router-Wi-Fi dan 192.168.3.2 dengan Subnet Mask 255.255.255.0 untuk Router 1 atau sebagai gateway antara Router-Wi-Fi dengan ISP. 

Gbr 8 Tampilan Jendela GUI pada Network Setup.

Melakukan pengaturan terhadap IP Address dan Subnet Mask para pengguna dengan menggunakan DHCP agar memudahkan pengguna dalam mendapat IP Address.Untuk membatasi pengguna dilakukan dengan membatasi jumlah IP Address yang diberikan. Pada jaringan  ini digunakan IP Private kelas C yaitu 192.168.50.10 sampai 192.168.50.29 dengan Subnet Mask 255.255.255.0. Maka jumlah penggunanya ada 20 pengguna.
3.4 Pengaturan IP Address untuk Laptop



Gbr 9 Jendela PC Wireless.

Lalu sambungkan setiap Laptop dengan Router-Wi-Fi dengan masuk ke Dekstop à PC Wireless à Connect à Pilih Wireless Network Name yang ada à tekan Connect à masukkan Pre-shared Key à Pilih Connect. Maka IP Address akan terisi dengan sendirinya. Lakukan langkah berikut sampai 20 Laptop yang lain.
3.5 Pengaturan SSID

Gbr 10 Tampilan Jendela GUI pada Basic Wireless Settings.

Penggantian SSID sebaiknya dilakukan berkala agar menyulitkan bagi pengguna ilegal untuk dapat mengakses data pada jaringan Wi-Fi. Karena apabila dapat SSID jarang diganti, dapat menjadikan jaringan Wi-Fi menjadi rawan akan tertembusnya jaringan oleh pengguna ilegal. Untuk SSID Broadcast sebagai bentuk keamanan lebih lanjut dapat dinon-aktifkan setelah semua pengguna telah masuk ke jaringan Wi-Fi tersebut.




3.6 Pengaturan WPA

Gbr 11 Tampilan Jendela GUI pada Wireless Security.

Security Mode menyajikan pilihan dalam mode pengamanan untuk Router-Wi-Fi . Paneliti menggunakan mode WPA2 Personal sebagai Security mode karena lebih aman dan terstandard dibandingkan WEP. Dengan melakukan pergantian secara berkala terhadap PassPhrase akan memberikan keamanan sehingga menyulitkan para pengguna ilegal untuk masuk dengan mudah ke dalam jaringan Wi-Fi.

3.7 Pengaturan MAC Filtering

Gbr 12 Tampilan Jendela GUI pada Wireless MAC Filter.

MAC Filtering ditujukan untuk memberikan akses jaringan Wi-Fi kepada para pengguna yang telah terdaftar secara resmi. Maka jika ada pengguna yang tidak terdaftar dalam Wireless Client List maka tidak dapat mengakses jaringan Wi-Fi tersebut.

















IV.      PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM
Setelah membuat dan melakukan pengaturan terhadap jaringan pada sistem jaringan, maka peneliti melakukan Pengujian dan analisis mengenai keamanan pada jaringan Wi-Fiyang telah dibuat dengan menggunakan Cisco Packet Tracer.
4.1 Melakukan Koneksi


Gbr 13 Tampilan jendela PC Wireless

Pada Laptop dengan pengguna Shiddiq ketika melakukan koneksi untuk mengakses jaringan setelah menemukan SSID maka dituntut untuk memberikan Pre-shared key yang berfungsi sebagai kunci untuk membuka pintu akses terhadap jarigan Wi-Fi tersebut.

4.2 Pengujian Jaringan
Setelah melakukan pengaturan, maka uji konektivitas dilakukan untuk membandingkan antara pengguna resmi dan pengguna ilegal. Dengan melihat pada lembar kerja Cisco Packet Tracer dapat diketahui Laptop mana saja yang telah tersambung dengan jaringan tersebut.
Gbr 14 Tampilan jaringan yang terhubung.

Dapat dilihat bahwa garis putus-putus menjadi tanda bahwa Laptop telah tersambung dengan jaringan. Sedangkan Laptop dengan pengguna Pengguna Ilegal tidak terhubung dengan jaringan.
Gbr 15 Tampilan Jendela PC Wireless pada pengguna Pengguna Ilegal.

Pada jendela PC Wireless, Pengguna Ilegal tidak menemukan SSID pada Router-Wi-Fi. Hal yang pertama yaitu karena SSID Broadcast dinon-aktifkan. Yang kedua karena MAC Address dari Pengguna Ilegal tidak masuk ke dalam daftar MAC Address yang diijinkan. Maka dari itu penggantian berkala SSID dan PassPhrase dapat meminimalisir dari kegagalan MAC Address.
4.3 Pengujian Jaringan dengan PING dan PDU
Gbr 16 Uji konektivitas dengan perintah PING antar Laptop.

Gbr17Uji konektivitas  antara Laptop dan Router.
Pengujian konektivitas antar Laptop yang terhubung. Sebagai contoh di atas Laptop-Shiddiq melakukan perintah PING terhadap Laptop-Saputra. Dapat dilihat perintah PING sukses dengan melihat 4 packet berhasil diterima kembali oleh Laptop-Shiddiq atau 0% lost.  Laptop-Saputra terhadap Router-ISP dan Router1 ketika melakukan perintah PING, 4 paket yang dikirim, 3 paket yang berhasil diterima kembali oleh Laptop-Saputra atau 25% Lost.
 
Gbr 18 Uji konektivitas antara Laptop-Pengguna Ilegal dan Router.

Gbr 19 Uji konektivitas antara Laptop-Pengguna Ilegal dan Router.
Untuk Laptop-Pengguna Ilegal ketika dilakukan uji konektivitas dengan PING dan PDU, tidak berhasil. Pada perintah PING 4 packet tidak terkirim kembali atau 100% Lost dan Request Timed Out. Dan pengiriman PDU berstatus akhir “Failed” sehingga Laptop-Pengguna Ilegal tidak terhubung ke dalam jaringan tersebut.
                Gbr 20 Pengujian Konektivitas Static Routing antar router

Pengujian konektivitas antar router dengan menggunakan PDU berlangsung dengan “Successful” yang berarti  antar ketiga router terhubung.








V. PENUTUP
5.1    Kesimpulan

1.       Simulasi Keamanan jaringan Wi-Fi dilakukan dengan menggunakan software Cisco Packet Tracer
2.       Static Routing dapat mengantisipasi jaringan dari terputusnya koneksi jika terjadi masalah pada salah satu jalur jaringan.
3.       Keamanan jaringan Wi-Fi dapat berjalan maksimal jika penggantian SSID dan PassPhrase dilakukan berkala dan MAC filtering dijalankan dengan baik.
5.2  Saran
1.       Pembuatan simulasi jaringan akan lebih baik jika diperhitungkan mulai dari peralatan yang akan digunakan sampai pengaturan IP Address sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam penyusunan maupun ketika uji konektivitas.
2.       Harap diperhatikan dalam  proses Static Routing dengan benar dan teliti agar antar jaringan dapat terhubung.
3.       Dengan penerapan metode keamanan Wi-Fi tersebut dengan cermat dan tepat maka keamanan dan kenyamanan pengguna/client dapat terjaga ketika melakukan konektivitas terhadap jaringan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
[1]           Setiawan Deris, dkk, Analisis Perbandingan Sistem Keamanan WEP/WPA/Radius pada Jaringan Public Wireless Hotspot, Palembang, 2009
[2]           http://www.delhendro.com/2014/12/jenis-keamanan-pada-jaringan-wireless.htmlDiaksespadatanggal03Desember 2015﴿
[3]           http://Wi-Filan89.blogspot.co.id/2012/01/sistem-keamanan-jaringan-Wi-Fi.htmlDiakses pada tanggal 03 Desember 2015﴿
[4]           http://vionaeprilian.blogspot.co.id/2013/10/sistem-keamanan-jaringan-Wi-Fi.htmlDiakses pada tanggal 03 Desember 2015﴿



















VII. BIOGRAFI PENULIS
Dwi Maulida Puspita Sarilahir di Tangerang pada tanggal 16 Juli 1997. Saya telah menempuh pendidikan mulai dari TK Almadani, SDN EMB 1, SMPNegeri 7 Tangerang, dan SMA Negeri 6Tangerang. Dan saat ini sedang melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Ahmad Anwarlahir di Semarang pada tanggal 03 Juli 1997. Saya telah menempuh pendidikan mulai dari TKMandiri, SDN Tlogosari Wetan 03 Semarang, SMP Negeri 2 Semarang, dan SMA Negeri 2 Semarang. Dan saat ini sedang melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Liestiyanti Dwi Pratiwilahir di Serang pada tanggal 15 September 1997. Saya telah menempuh pendidikan mulai dari TKPuspasiwi Asih Yogyakarta, SDN 1Yogyakarta, SMP Negeri 2Yogyakarta, dan SMA Negeri 8 Semarang. Dan saat ini sedang melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Semarang, Desember 2015
Menyetujui,
Pembimbing Tugas Akhir Praktikum





Hafiidhin Abdurrasyiid
NIM.21060112130074

Koordinator Praktikum








Rizal Yunan Rifai
NIM. 21060112130084

 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar