Simulasi
Keamanan Jaringan Wi-FiMenggunakan Cisco Packet Tracer
Dwi Maulida Puspita Sari1,Ahmad
Anwar2, Liestiyanti Dwi Pratiwi3,Hafiidhin
Abdurrasyiid4
1,2,3Praktikan dan 4 Asisten PembimbingJurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UniversitasDiponegoro
Jln. Prof. Sudarto, Tembalang 50275 Indonesia
Jln. Prof. Sudarto, Tembalang 50275 Indonesia
Abstrak–Saat ini perkembangan Wi-Fisangat signifikan sejalan dengan
kebutuhan sistem informasi yang mobile.
Wireless Fidelity (Wi-Fi) merupakan
suatu area dimana koneksi internet dapat
berlangsung tanpa kabel. Wi-Fiadalah
merek dagang wireless LAN yang
diperkenalkan dan distandarisasi oleh Wi-FiAlliance.
Namun
dibalik kelebihannya yang dapat terhubung dengan internet tanpa kabel, Wi-Fi
memiliki kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Banyak penyedia jasa wireless seperti
hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus-kampus, perkantoran yang sudah mulai
memanfaatkan Wi-Fi pada jaringan masing-masing, tetapi sangat sedikit yang
memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Tidak
terkecuali rumah kos-kosan atau kontrakan mahasiswa yang sekarang ini sudah
mulai memanfaatkan Wi-Fi untuk keperluan tugas-tugas kuliah maupun untuk
keperluan lainnya. Hal ini membuat para pengguna ilegal (hacker) tertarik untuk
mencuri komunikasi data pada jaringan wireless yang tersedia di rumah kos-kosan
atau kontrakan mahasiswa.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem
keamanan komunikasi data pada jaringan Wireless agar para pengguna ilegal tidak
mencuri komunikasi data secara ilegal.Agar pengaksesan internet dan mencari
informasi lebih lancar.
Kata Kunci-Simulasi Jaringan, Keamanan Wi-Fi, Cisco
Packet Tracer
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan
teknologi saat ini semakin berkembang. Perkembangan teknologi tersebut dapat
memudahkan pekerjaan yang dilakukan manusia contohya dalam masalah perhitungan
matematis. Dari masa ke masa pekerjaan manusia dalam hal perhitungan matematis
semakin mudah dengan ditemukannya kalkulator dan komputer.
Dengan demikian
penggunaan akses internet akan lebih banyak dimanfaatkan. Dan semakin banyak
akses internet digunakan, maka pasti akan ada pengamanan akses. Untuk
menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. Seperti penggunaan Wi-Fi tidak
ijin dengan server, dan lain sebagainya.
Dengan demikian,
laporan ini akan memberikan informasi mengenai pengamanan Wi-Fi dengan
menggunakan penggatian SSID dan WPA secara berkala serta Mac
Address.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan dari penyusunan laporan ini adalah:
1.
Untuk
memenuhi tugas akhir praktikum “Dasar Komputer dan Pemrograman” tahun 2015 sebagai salah satu syarat untuk dapat lulus dari
praktikum “Dasar Komputer dan Pemrograman” tahun 2015.
2.
Untuk memberikan
solusi dalam keamanan jaringan Wi-Fi di tempat kos, rumah, maupun perusahaan
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas ruang
lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
1. Pembuatan
Jaringan Wifi dengan 3 router, 1 router-WiFi dan 21 Laptop
2. Pengaman
jaringan Wi-Fi dengan menggunakan SSID, WPA2/Personal, dan MAC Address
1.2 Fungsi Sofware Cisco Packet Tracer
1.
Cisco Packet
Tracermemberikan
kemudahan bagi kita untuk belajarbagaimana merancang, membangun dan
mengkonfigurasi sebuah jaringan.
2.
Kita juga bisa mengetahui permasalahan apa
saja yang sering kali terjadi dalam sebuah jaringan hingga kita bisa
menganalisa dan memperbaiki nya tanpa harus membeli perangkat yang super mahal
bagi kalangan mahasiswa yang masih dalam tahap belajar.
3.
Cisco Packet
Tracer ini digunakan sebagai media pembelajaran bagi para pemula
untukmerancang, mengkonfigurasi, dan memecahkan masalah mengenai jaringan
komputer.
4.
Cisco Packet
Tracerdigunakan sebagai simulator untuk alat alat jaringan Cisco.
II. DASAR TEORI
2.1 Cisco Packet Tracer
Cisco Packet Tracer adalah program
e-learning buatan Cisco yang akan mensimulasi jaringan komputer yang sebelumnya
telah di design dan dikonfigurasi oleh pengguna. Simulasi workstation, server, router
dan perangkat jaringan lainnya dibuat sangat mirip dengan aslinya. Sehingga
kita bisa belajar jaringan komputer melalui simulasi program ini saja, tidak
perlu biaya mahal untuk membeli komputer yang banyak untuk melakukan rekayasa
yang kita inginkan. Tentu ini sangat menghemat biaya. Selain itu, dengan Cisco
Packet Tracer, kita dapat mempelajari seluk beluk jaringan yang standar, tapi
sangat mendalam. Bahkan isi PDU pada sebuah paket pada interval waktu tertentu
bisa kita lihat dan pelajari, hal yang susah untuk dilakukan dengan menggunakan
perangkat jaringan asli sekalipun.
2.2
Pengertian Jaringan Wireless
Kita telah
mengetahui dan mengenal tentang Local Area Network (LAN), dimana ia merupakan
jaringan yang terbentuk dari gabungan beberapa komputer yang tersambung melalui
saluran fisik (kabel). Seiring dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan
untuk akses jaringan yang mobile (bergerak) yang tidak membutuhkan kabel
sebagai media tranmisinya, maka muncullah Wireless Local Area Network (Wireless
LAN/WLAN).
Jaringan lokal
tanpa kabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal tanpa kabel dimana media
transmisinya menggunakan frekuensi radio (RF) dan infrared (IR), untuk memberi
sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area disekitarnya. Area
jangkauannya dapat berjarak dari ruangan kelas ke seluruh kampus atau dari
kantor ke kantor yang lain dan berlainan gedung maupun rumah kos-kosan atau
kontrakan. Peranti yang umumnya digunakan untuk jaringan WLAN termasuk di
dalamnya adalah PC, Laptop, PDA, telepon seluler, dan lain sebagainya.
Teknologi WLAN ini memiliki kegunaan yang sangat banyak. Contohnya, pengguna
mobile bisa menggunakan telepon seluler mereka untuk mengakses e-mail.
Sementara itu para pelancong dengan laptopnya bisa terhubung ke internet ketika
mereka sedang di bandara, kafe, kereta api dan tempat publik lainnya.
2.3
Perangkat Jaringan Komputer
1.
Router
Router
berfungsi untuk menghubungkan perangkat-perangkat jaringan yang berbeda
network/jaringannya. Misalkan untuk menghubungkan antar LAN dan antar router itu sendiri.
Gbr 1 Router.
2.
Wireless Device
Wireless Device berfungsi untuk memberikan
layanan akses data tanpa menggunakan kabel sebagai penghubung antara access
point dengan End Device
Gbr 2 Wireless
Device
3.
End Device
Merupakan
Perangkat-Perangkat yang akan menjadi source maupun destination paket data.
Gbr 3 End Device.
4.
Connector
Connector
berfungsi untuk menghubungkan perangkat-perangkat jaringan agar dapat
berkomunikasi.
Gbr 4 Connector.
Pada Gambar
diatas terdapat jenis-jenis Connector pada cisco Packet Tracer namun pada
praktikum kali ini kita hanya menggunakan beberapa connector saja semisal
Copper Straight-Through dan Copper Cross-Over berikut penjelasannya
a.
Kabel straight digunakan untuk menghubungkan
perangkat-perangkat berikut:
· PC – Hub
· PC –
Switch
· Router –
Hub
· Router –
Switch
b.
Kabel cross digunakan untuk
menghubungkan perangkat- perangkat berikut:
· PC – PC
· Switch –
Hub
· Switch –
Switch
· Router –
PC
· Router –
Router
2.4 Sistem Keamanan
Jaringan Wi-Fi
Keamanan
Jaringan Wi-Fi dapat dilakukan dengan mengganti secara berkala SSID dan WPA
serta menggunakan MAC Filtering.
Dalam
keamanan jaringan wireless, SSID merupakan
nama dari jaringan Wi-Fi (misalnya pada Access Point atau AP). SSID sendiri
kepanjangan dari Service Set ID; seperti penggunaname dan password, nama
jaringan Wi-Fi (yang diistilahkan dengan SSID) juga harus dirubah. Hal ini
perlu dilakukan mengingat setiap produk yang sama mempunyai SSID yang sama
pula.
WPA
kepanjangan dari Wi-Fi Protected Access (WPA atau versi terbarunya WPA2) yang
merupakan program certifikasi yang dibuat oleh Wi-Fi Alliance yang menunjukkan
adanya suatu compliant (tunduk terhadap suatu aturan atau standard yang
digariskan) dengan protocol keamanan yang diciptakan oleh Wi-Fi Alliance untuk
keamanan jaringan wireless komputer. Protocol ini diciptakan menjawab adanya
banyak diketemukannya (oleh para peneliti) kelemahan system standard keamanan
wireless pendahulunya yaitu WEP (Wired Equivalent Privacy).
Wired
Equivalent Privacy (WEP) dalam keamanan jaringan wireless adalah suatu
algoritme tertentu yang diciptakan untuk keamanan jaringan wireless IEEE
802.11. jaringan wireless melakukan broadcast messages menggunakan sinyal
radio, makanya sangat rentan terhadap segala usaha “pengupingan” dibanding
jaringan LAN kabel. Ketika diperkenalkan di tahun 1977, WEP dimaksudkan untuk
memberikan kerahasiaan yang setara dengan jaringan kabel tradisional.
Tanda
Sertifikasi WPA2 pada keamanan jaringan wireless kemudian menunjukkan suatu
compliant dengan suatu protocol advance yang meng-implementasikan standard
penuh. Protocol tingkat advance ini tidak akan berjalan atau tidak mendukung
pada piranti adapter wireless versi sebelumnya (kuno). Produk yang lulus uji
testing oleh Wi-Fi Alliance untuk suatu compliant dengan protocol ini berhak
memberikan label WPA pada produknya.
WPA2
menggantikan WPA, seperti WPA, WPA2 memerlukan testing dan certifikasi oleh
Wi-Fi Alliance. WPA2 meng-implementasikan elemen-2 mandatory dari 802.11i.
Khususnya ia memperkenalkan suatu algoritma baru berdasarkan AES, CCMP, yang
dianggap sangat aman. Certifikasi dimulai sejak tahun 2004 September dan sejak
tanggal 13 Maret 2006, certifikasi WPA2 adalah suatu keharusan untuk semua
piranti wireless yang baru jika ingin mendapatkan label Wi-Fi.
IEEE
802.11i-2004 atau 802.11i dalam keamanan jaringan wireless adalah suatu
amandemen pada standard IEEE 802.11 yang men-spesifikasikan mekanisme keamanan
jaringan wireless. Ia menggantikan klausa pendek “Authentication and
privacy”dari standard asli dari klausa rinci “security”, dalam proses
depresiasi kebocoran WEP. Amandemen ini kemudian dilegalkan kedalam standard
yang dipublikasikan yaitu standard IEEE 802.11-2007.
Mac
Address Filtering. adalah kombinasi nomor unik pada piranti adapter seperti NIC
dan WLAN (Wireless LAN). Jadi, setiap adapter mempunyai nomor yang pasti
berbeda dengan adapater lainnya. Sedangkan Mac Address Filtering digunakan
untuk membatasi pengguna dengan memanfaatkan keunikan nomor adapter MAC (Media
Access Control ) Address.
III. PERANCANGAN
SISTEM
3.1 Penyusunan Jaringan
Dengan
menggunakan software Cisco Packet Tracer diperlukan 21 Laptop-PT, 3 Router-PT,
dan 1 Router-Wi-Fi. Maka disusun jaringan seperti berikut :
Gbr 5 Topologi Jaringan Wi-Fi.
3.2 Pengaturan IP Router dan Static
Routing
Dalam
Konfigurasi IP router, peneliti menggunakan konfigurasi berbasis CLI peneliti
menggunakan kode dalam pemberian perintah untuk melakukan pengaturan terhadap
router.
Gbr 6 Tampilan Jendela CLI.
Seperti gambar di atas
konfigurasi dilakukan pada jaringan antar router dengan terlebih dahulu
memberikan IP Address pada masing-masing gateway untuk memberikan akses antar
router agar terhubung satu sama lain. Lalu dilakukan proses pengenalan terhadap
jaringan yang tidak langsung berhubungan dengan melakukan Static Routing dengan menghubungkan jaringan yang tak terhubung
dengan router melalui gateway router yang terhubung jaringan tersebut. Static Routing yang berguna untuk
mengantisipasi ketika salah satu router mati atau salah satu jalur jaringan
data dengan ISP terputussehingga akses jaringan masih dapat dilakukan melalui
jalur yang lain.
Hubungkan router dengan connector
Serial DCE. Lalu lakukan pengaturan router dengan CLI.
1.Router
2 (setting 2 serial)
Router>en// enable
Router #conf t//configure terminal
Router (config)#int s2/0//setting interface dari router ke router
Router (config-if)#ip add 172.16.1.2 255.255.0.0//setting IP dan subnet mask
Router (config-if)#no shut//mengaktifkan port status
Router (config-if)#ex//exit
Router (config)#
Router
(config)#int s3/0//setting interface serial di Router
Router
(config-if)#ip add 10.10.10.2 255.0.0.0
Router
(config-if)#no shut//mengaktifkan port
status
Router
(config-if)#ex//exit
2. Router-ISP (setting 2 serial)
Router >en// enable
Router #conf t //configure terminal
Router
(config)#ints2/0//setting interface dari router kerouter
Router
(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0//setting IP dan subnet mask
Router
(config-if)#no shut//mengaktifkan port status
Router (config-if)#ex//exit
Router (config)#
Router
(config)#int s3/0//setting interface dari router kerouter
Router
(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.0.0.0
Router
(config-if)#no shut//mengaktifkan port status
Router
(config-if)#ex//exit
3. Router 1(setting 2 serial, 1 FastEthernet 0/0)
Router >en//
enable
Router #conf t//configure
terminal
Router
(config)#ints2/0//setting interface dari
router kerouter
Router
(config-if)#ip add 172.16.1.1 255.255.0.0 //setting IP dan subnet mask
Router
(config-if)#no shut//mengaktifkan port
status
Router (config-if)#ex//exit
Router (config)#
Router
(config)#int s3/0//setting interface dari router
kerouter
Router
(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0//setting IP dan
subnet mask
Router
(config-if)#no shut//mengaktifkan port
status
Router (config-if)#ex//exit
Router (config)#
Router
(config)#intfa 0/0//setting
interface dari router keRouter-Wi-Fi
Router
(config-if)#ip add 192.168.3.2255.255.255.0//setting IP dan
subnet mask
Router
(config-if)#no shut//mengaktifkan port
status
Router
(config-if)#ex//exit
Lalu
lakukan Static Routing pada setiap
router dengan jaringan yang tidak terhubung secara langsung.
1.
Router 2:
Router (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1
Router (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.1.1
Router (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1
Router (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.1.1
Router (config)#ip route 192.168.0.0
255.255.255.0 172.16.1.1
Router (config)#ip route 192.168.3.0
255.255.255.0 10.10.10.1
2.
Router 1:
Router (config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 10.10.10.2
Router (config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 10.10.10.2
Router (config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 192.168.1.1
Router (config)#ip route 192.168.0.0
255.255.255.0 192.168.1.1
Router (config)#ip route 192.168.3.0
255.255.255.0 10.10.10.2
3.
Router-ISP:
Router (config)#ip route 10.0.0.0 255.0.0.0 172.16.1.2
Router (config)#ip route 10.0.0.0 255.0.0.0 192.168.1.2
Router (config)#ip route 10.0.0.0 255.0.0.0 172.16.1.2
Router (config)#ip route 10.0.0.0 255.0.0.0 192.168.1.2
3.3 Tampilan Konfigurasi terhadap Router-Wi-Fi
Gbr 7 Tampilan Jendela GUI pada Internet
Setup.
Melakukan pengaturan terhadap jaringan
internet yaitu antara Router-Wi-Fi dengan Router 1. Dengan menggunakan IP
Static yaitu 192.168.3.1 dengan Subnet Mask 255.255.255.0 untuk Router-Wi-Fi
dan 192.168.3.2 dengan Subnet Mask 255.255.255.0 untuk Router 1 atau sebagai
gateway antara Router-Wi-Fi dengan ISP.
Gbr 8 Tampilan Jendela GUI pada Network Setup.
Melakukan pengaturan terhadap IP Address
dan Subnet Mask para pengguna dengan menggunakan DHCP agar memudahkan pengguna
dalam mendapat IP Address.Untuk membatasi pengguna dilakukan dengan membatasi
jumlah IP Address yang diberikan. Pada jaringan ini digunakan IP Private kelas C yaitu 192.168.50.10
sampai 192.168.50.29 dengan Subnet Mask 255.255.255.0. Maka jumlah penggunanya
ada 20 pengguna.
3.4 Pengaturan IP Address untuk
Laptop
Gbr 9 Jendela PC Wireless.
Lalu sambungkan setiap Laptop
dengan Router-Wi-Fi dengan masuk ke Dekstop à PC
Wireless à Connect à Pilih Wireless Network Name yang ada à tekan
Connect à masukkan Pre-shared Key à Pilih Connect. Maka IP Address akan terisi dengan sendirinya. Lakukan
langkah berikut sampai 20 Laptop yang lain.
3.5 Pengaturan SSID
Gbr 10 Tampilan
Jendela GUI pada Basic Wireless Settings.
Penggantian
SSID sebaiknya dilakukan berkala agar menyulitkan bagi pengguna ilegal untuk
dapat mengakses data pada jaringan Wi-Fi. Karena apabila dapat SSID jarang
diganti, dapat menjadikan jaringan Wi-Fi menjadi rawan akan tertembusnya
jaringan oleh pengguna ilegal. Untuk SSID Broadcast sebagai bentuk keamanan
lebih lanjut dapat dinon-aktifkan setelah semua pengguna telah masuk ke
jaringan Wi-Fi tersebut.
3.6 Pengaturan WPA
Gbr 11 Tampilan Jendela GUI pada Wireless Security.
Security
Mode menyajikan pilihan dalam mode pengamanan untuk Router-Wi-Fi . Paneliti
menggunakan mode WPA2 Personal sebagai Security mode karena lebih aman dan
terstandard dibandingkan WEP. Dengan melakukan pergantian secara berkala
terhadap PassPhrase akan memberikan keamanan sehingga menyulitkan para pengguna
ilegal untuk masuk dengan mudah ke dalam jaringan Wi-Fi.
3.7 Pengaturan MAC
Filtering
Gbr 12 Tampilan Jendela GUI pada
Wireless MAC Filter.
MAC
Filtering ditujukan untuk memberikan akses jaringan Wi-Fi kepada para pengguna
yang telah terdaftar secara resmi. Maka jika ada pengguna yang tidak terdaftar
dalam Wireless Client List maka tidak dapat mengakses jaringan Wi-Fi tersebut.
IV. PENGUJIAN
DAN ANALISIS SISTEM
Setelah
membuat dan melakukan pengaturan terhadap jaringan pada sistem jaringan, maka
peneliti melakukan Pengujian dan analisis mengenai keamanan pada jaringan Wi-Fiyang
telah dibuat dengan menggunakan Cisco Packet Tracer.
4.1 Melakukan Koneksi
Gbr 13 Tampilan
jendela PC Wireless
Pada
Laptop dengan pengguna Shiddiq ketika melakukan koneksi untuk mengakses
jaringan setelah menemukan SSID maka dituntut untuk memberikan Pre-shared key yang berfungsi sebagai
kunci untuk membuka pintu akses terhadap jarigan Wi-Fi tersebut.
4.2 Pengujian Jaringan
Setelah
melakukan pengaturan, maka uji konektivitas dilakukan untuk membandingkan
antara pengguna resmi dan pengguna ilegal. Dengan melihat pada lembar kerja
Cisco Packet Tracer dapat diketahui Laptop mana saja yang telah tersambung
dengan jaringan tersebut.
Gbr 14 Tampilan jaringan yang terhubung.
Dapat dilihat bahwa garis putus-putus menjadi tanda bahwa
Laptop telah tersambung dengan jaringan. Sedangkan Laptop dengan pengguna
Pengguna Ilegal tidak terhubung dengan jaringan.
Gbr 15 Tampilan Jendela PC Wireless pada
pengguna Pengguna Ilegal.
Pada jendela PC Wireless, Pengguna Ilegal tidak menemukan SSID pada Router-Wi-Fi.
Hal yang pertama yaitu karena SSID Broadcast dinon-aktifkan. Yang kedua karena
MAC Address dari Pengguna Ilegal tidak masuk ke dalam daftar MAC Address yang
diijinkan. Maka dari itu penggantian berkala SSID dan PassPhrase dapat
meminimalisir dari kegagalan MAC Address.
4.3 Pengujian Jaringan dengan PING dan PDU
Gbr 16 Uji konektivitas dengan perintah
PING antar Laptop.
Gbr17Uji konektivitas
antara Laptop dan Router.
Pengujian konektivitas antar Laptop yang
terhubung. Sebagai contoh di atas Laptop-Shiddiq melakukan perintah PING
terhadap Laptop-Saputra. Dapat dilihat perintah PING sukses dengan melihat 4
packet berhasil diterima kembali oleh Laptop-Shiddiq atau 0% lost. Laptop-Saputra terhadap Router-ISP dan Router1
ketika melakukan perintah PING, 4 paket yang dikirim, 3 paket yang berhasil
diterima kembali oleh Laptop-Saputra atau 25% Lost.
Gbr 18 Uji konektivitas antara Laptop-Pengguna
Ilegal dan Router.
Gbr 19 Uji
konektivitas antara Laptop-Pengguna Ilegal dan Router.
Untuk Laptop-Pengguna Ilegal
ketika dilakukan uji konektivitas dengan PING dan PDU, tidak berhasil. Pada
perintah PING 4 packet tidak terkirim kembali atau 100% Lost dan Request Timed
Out. Dan pengiriman PDU berstatus akhir “Failed” sehingga Laptop-Pengguna
Ilegal tidak terhubung ke dalam jaringan tersebut.
Gbr 20 Pengujian Konektivitas Static Routing antar router
Pengujian konektivitas antar router
dengan menggunakan PDU berlangsung dengan “Successful” yang berarti antar ketiga router terhubung.
V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
Simulasi Keamanan jaringan Wi-Fi
dilakukan dengan menggunakan software Cisco Packet Tracer
2.
Static
Routing
dapat mengantisipasi jaringan dari terputusnya koneksi jika terjadi masalah
pada salah satu jalur jaringan.
3.
Keamanan jaringan Wi-Fi dapat berjalan
maksimal jika penggantian SSID dan PassPhrase dilakukan berkala dan MAC
filtering dijalankan dengan baik.
5.2 Saran
1.
Pembuatan simulasi jaringan akan lebih
baik jika diperhitungkan mulai dari peralatan yang akan digunakan sampai
pengaturan IP Address sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam penyusunan
maupun ketika uji konektivitas.
2.
Harap diperhatikan dalam proses Static
Routing dengan benar dan teliti agar antar jaringan dapat terhubung.
3.
Dengan penerapan metode keamanan Wi-Fi
tersebut dengan cermat dan tepat maka keamanan dan kenyamanan pengguna/client
dapat terjaga ketika melakukan konektivitas terhadap jaringan.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Setiawan Deris,
dkk, Analisis Perbandingan Sistem
Keamanan WEP/WPA/Radius pada Jaringan Public Wireless Hotspot, Palembang,
2009
[2] http://www.delhendro.com/2014/12/jenis-keamanan-pada-jaringan-wireless.html﴾Diaksespadatanggal03Desember 2015﴿
[3] http://Wi-Filan89.blogspot.co.id/2012/01/sistem-keamanan-jaringan-Wi-Fi.html﴾Diakses pada tanggal 03 Desember
2015﴿
[4] http://vionaeprilian.blogspot.co.id/2013/10/sistem-keamanan-jaringan-Wi-Fi.html﴾Diakses pada tanggal 03 Desember
2015﴿
VII.
BIOGRAFI PENULIS
Dwi
Maulida Puspita Sarilahir di Tangerang pada tanggal 16 Juli 1997. Saya
telah menempuh pendidikan mulai
dari TK Almadani, SDN EMB 1, SMPNegeri 7
Tangerang, dan SMA Negeri 6Tangerang. Dan saat ini sedang melanjutkan studi
di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Ahmad Anwarlahir di Semarang pada tanggal
03 Juli 1997. Saya telah menempuh pendidikan mulai dari TKMandiri, SDN
Tlogosari Wetan 03 Semarang, SMP Negeri
2 Semarang, dan SMA Negeri 2 Semarang. Dan saat ini sedang melanjutkan studi
di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Liestiyanti
Dwi Pratiwilahir di Serang pada tanggal
15 September 1997. Saya telah menempuh pendidikan mulai dari TKPuspasiwi Asih Yogyakarta, SDN 1Yogyakarta, SMP
Negeri 2Yogyakarta, dan SMA Negeri 8
Semarang. Dan saat ini sedang melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro.
Semarang,
Desember 2015
Menyetujui,
Pembimbing
Tugas Akhir Praktikum
Hafiidhin
Abdurrasyiid
NIM.21060112130074
|
Koordinator
Praktikum
Rizal
Yunan Rifai
NIM.
21060112130084
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar